PRELUDE
Jalaludin Rumi
Jauh di dalam kalbu ada Cahaya Surga marak menerangi
Paras lautan tanpa suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang menemukanNya dalam tawakal
Rupa segala yang dipuja setiap insan
Orang buta, gandrung pada bayangan benda indah
Hanya akhirnya mengutuk pesona yang menimbulkan bencana,
Bagaikan Harut dan Marut, malaikat sepasang
Yang menganggap diri paling suci dari yang suci
Kebodohan, keinginan dan kebanggaan diri yang jahat
Kan merusak keharmonisan bagian dan keseluruhan
Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah
Para pecinta Tuhan belajar dari-Nya rahasia
Pemeliharaan, rencana alam semesta
Tinggal di dalam-Nya, mereka selalu menyenandungkan pujian-Nya
Yang menciptakan ribuan Waktu bagi manusia.
Kejahatan tak mereka kenal, karena di dalam-Nya sama sekali tidak ada
Namun tanpa kejahatan bagaimana kebaikan kan menampak
Cinta menyahut : “Mari merasa denganKu, jadilah satu bersamaKu
Dimana ada Aku, tak ada jarak yang bisa memisah
Ada tingkatan Cahaya surgawi dalam jiwa :
Para Nabi dan Orang Suci memperlihatkan jalan yang telah mereka lalui
Langkah awal dan tahap-tahapnya, tempat-tempat berhenti sejenak
Dan tujuan-tujuannya :
Semua menuju ke satu tujuan dalam Tuhan.
Cinta tak kan membiarkan hambanya yang setia lelah terkulai
Keindahan Abadi selalu menarik mereka
Dari kemuliaan menuju kemuliaan, datang kian mendekat
Pada setiap pemberhentian dan percintaan semakin lekat.
Ketika kebenaran bersinar,
tiada kata dan cerita nan dapat terucap
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah
Jalaludin Rumi
Jauh di dalam kalbu ada Cahaya Surga marak menerangi
Paras lautan tanpa suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang menemukanNya dalam tawakal
Rupa segala yang dipuja setiap insan
Orang buta, gandrung pada bayangan benda indah
Hanya akhirnya mengutuk pesona yang menimbulkan bencana,
Bagaikan Harut dan Marut, malaikat sepasang
Yang menganggap diri paling suci dari yang suci
Kebodohan, keinginan dan kebanggaan diri yang jahat
Kan merusak keharmonisan bagian dan keseluruhan
Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah
Para pecinta Tuhan belajar dari-Nya rahasia
Pemeliharaan, rencana alam semesta
Tinggal di dalam-Nya, mereka selalu menyenandungkan pujian-Nya
Yang menciptakan ribuan Waktu bagi manusia.
Kejahatan tak mereka kenal, karena di dalam-Nya sama sekali tidak ada
Namun tanpa kejahatan bagaimana kebaikan kan menampak
Cinta menyahut : “Mari merasa denganKu, jadilah satu bersamaKu
Dimana ada Aku, tak ada jarak yang bisa memisah
Ada tingkatan Cahaya surgawi dalam jiwa :
Para Nabi dan Orang Suci memperlihatkan jalan yang telah mereka lalui
Langkah awal dan tahap-tahapnya, tempat-tempat berhenti sejenak
Dan tujuan-tujuannya :
Semua menuju ke satu tujuan dalam Tuhan.
Cinta tak kan membiarkan hambanya yang setia lelah terkulai
Keindahan Abadi selalu menarik mereka
Dari kemuliaan menuju kemuliaan, datang kian mendekat
Pada setiap pemberhentian dan percintaan semakin lekat.
Ketika kebenaran bersinar,
tiada kata dan cerita nan dapat terucap
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar